Adu Vokal KDI Star

kdi starAda fenomena yang menarik dalam program KDI Star yang ditayangkan MNC TV, Adu Vokal. Penyanyi-penyanyi yang diundang sebagian adalah mereka yang memang memiliki vokal di atas rata-rata/berkualitas. KDI Star juga mengundang tokoh-tokoh generasi lama untuk berkolaborasi dengan penyanyi-penyanyi masa kini.

Terus terang, penulis agak terkejut melihat penyanyi-penyanyi yang berasal dari lingkungan KDI sendiri memiliki potensi vokal Pop (non-Dangdut) yang juga baik sekali. Penyanyi wanita KDI memiliki potensi vokal musik Pop yang besar dan sekaligus menyanyikan lagu Dangdut dengan baik. Sedangkan vokal penyanyi pria KDI memang berada di wilayah cengkok Dangdut. Mereka semua berpotensi menyanyikan lagu-lagu melayu dengan baik.

Penulis mengkritisi dua hal dari KDI Star: Cara penyajian event dan personality image.

Penyajian Adu Vokal

Penting untuk KDI sadari bahwa yang mereka undang adalah penyanyi dengan kualitas tinggi dan/atau kaya akan warna vokal. Penyanyi-penyanyi seperti Joy Tobing, Novita Dewi, Putri Ayu, Citra Scholastika. Industri musik Indonesia mungkin masih keberatan memberikan mereka predikat artis-artis terbaik pada genre masing-masing (Pop, Rock, Classical Crossover dan Jazz), tapi mereka adalah penyanyi-penyanyi yang memiliki nilai lebih (jauh) dari kebanyakan penyanyi/artis Indonesia, yang industri anggap terbaik.

KDI juga mengundang sederet tokoh generasi lama seperti Inka Christie, Dewi Yull, Betharia Sonata, Ikang Fauzi dan lain-lain. Mereka adalah penyanyi-penyanyi yang hidup di jaman musik berkualitas.

KDI juga memiliki penyanyi-penyanyi yang sangat baik, seperti yang sudah disebutkan.

Adu vokal yang KDI lakukan tidak ada artinya bagi kebutuhan musik dan perkembangan industri musik Indonesia, Anda memerlukan skema yang lebih elegan.

Penulis mendukung program KDI Star, tapi pandangan kritis perlu tetap disampaikan.

KDI TIDAK pantas memperlakukan penyanyi-penyanyi dari luar lingkungan KDI seperti itu; seolah mengajari/menguji/meragukan kemampuan para penyanyi hebat tersebut dengan cara yang dapat dikatakan ‘menyeleneh’. Mereka juga bukan siswa kelas vokal, mereka adalah para profesional. Anda perlu mengganti fokus dari sekedar ‘jago-jagoan’ menjadi konsumsi musik vokal yang berkualitas dan tetap dengan prinsip saling menghargai musik cross-genre.

Iyeth Bustami dan lain-lain tidak perlu berperan sebagai ‘mentor’ penyanyi-penyanyi yang diundang, beliau juga sangat tidak perlu menyanyikan lagu-lagu Celine Dion dan Whitney Houston.. mengurangi nilai seni dari lagu-lagu tersebut; dengan kata lain: berantakan. Apalagi lagi hanya menyanyikan sepotong-dua potong kata.

Iyeth Bustami adalah seorang penyanyi melayu yang sangat baik, tetaplah di jalur ini.

Tim kreatif KDI Star membutuhkan seorang music arranger yang mampu membuat perpaduan lagu cross-genre; sehingga pada saatnya vocal battle, para penyanyi dapat berkolaborasi menyanyikan satu lagu utuh dengan keahliannya masing-masing.

Tidak perlu ada singasana-singasanaan.

Masih banyak cara lain, Anda saja yang pikirkan.

Personality Image

Image dari pribadi-pribadi di lingkungan KDI Star juga perlu diperbaiki, ini berhubungan erat dengan image musik dangdut itu sendiri.

Iyeth Bustami perlu menjaga tutur kata beliau. Kata-kata seperti “si bunting” kepada salah seorang penyanyi yang diundang tidak pantas diucapkan (jika penulis sebutkan alasannya akan berpotensi SARA).

Sikap kekanakan Jupe juga perlu dibenahi. Jika Jupe dapat tampil lebih anggun, niscaya image musik dangdut akan lebih baik, setidaknya di lingkungan KDI.

Hey Jupe, How do you how how.. ra po po toh? 😀

Satu lagi, apa fungsi dari bapak Polisi pada tayangan KDI Star? Apakah beliau polisi asli? Penjahat mana yang akan takut kepada polisi seperti itu?

**

Adu vokal lebih baik dilakukan untuk event kompetisi. Jika dilakukan dalam lingkungan kolaborasi musik cross-genre, maka ini akan berpotensi merusak makna dasar dari nilai estetika dan merusak hubungan audiens dari musik-musik cross-genre tersebut. Apalagi jika dilakukan dengan main-main.

Ada baiknya KDI Star menyelenggarakan kolaborasi seperti duet ketimbang mengadu vokal penyanyi. Sayang sekali, vokal-vokal hebat hanya digunakan untuk lelucon.

Leave a comment