Memaknai Kemerdekaan (bag.1)

Catatan: Menyambut hari kemerdekaan RI yang ke-70 pada tahun 2015 ini, KMI mempersembahkan artikel-artikel yang berhubungan dengan sejarah bangsa kita, Republik Indonesia.

Catatan: Bahasan artikel ini adalah Musik!

Suku-suku bangsa Indonesia telah mengalami masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan mereka. Selama 350 tahun masyarakat Indonesia lama hidup menderita di bawah kekuasaan bangsa asing. Indonesia adalah nenek moyang Anda dan saya, orang-orang Indonesia.

Bung Karno

Bung Karno

Pada masa penjajahan, para pendahulu kita mengalami penderitaan dengan berbagai cara. Bangsa asing membunuhi masyarakat kita; penjajah menguasai tempat-tempat tinggal dan mata pencaharian masyarakat; penjajah melarang masyarakat untuk mendapatkan pendidikan; penjajah memaksa masyarakat untuk bekerja bagi mereka dengan upah: tetap hidup; penjajah menguasai kekayaan alam masyarakat; penjajah memanfaatkan para pengkhianat untuk melawan masyarakat-nya sendiri; penjajah menyiksa dan membunuhi masyarakat yang menuntut kebebasan; penjajah menginjak kepala masyarakat, memaksa kita untuk tunduk kepada para penindas.

Ratusan tahun melawan tiada arti karena kekuatan musuh terlalu besar. Fisik masyarakat didera cambukan dan tembakan peluru; amarah dan hinaan penguasa sungguh menyiksa batin; Indonesia menjadi bodoh dan kelaparan; jiwa dan raga terkekang dan masyarakat hidup sebagai budak.

Kita mempelajari sejarah ini semenjak kita masih kecil.. mungkin Anda pun demikian.

Nusantara kini telah bersatu dan menjadi bangsa Indonesia seutuhnya. Apa kita memahami arti kemerdekaan yang sesungguhnya.. apakah kita betul-betul memenangkan peperangan untuk kemerdekaan..

Jika Nazi tidak menekan Belanda sehingga pasukan mereka pulang ke Belanda dan jika Jepang tidak mengalahkan Belanda di Indonesia, apakah kita akan terlepas dari penjajahan Belanda? Berapa tahun perjuangan lagi? Jika Amerika tidak meledakkan Hiroshima dan Nagasaki, apakah kita akan terlepas dari penjajahan Jepang? Berapa tahun perjuangan lagi?

Demikian kita menyadari betapa sulitnya menjadi bangsa yang merdeka. Tapi walaupun dengan sejarah yang panjang, biar bagaimana pun Indonesia terlepas dari kuasa penjajahan pada tahun 1945.

Proklamasi_Klad

Saat ini, bangsa kita kerap didera masalah nasional dan konflik-konflik. Sering kita mendengar/melihat bahwa permasalahan yang terjadi tidak terlalu berbeda dengan masa dimana nenek moyang kita dijajah. Mulai dari isu politik, suku, ras dan agama sampai sosial-ekonomi bangsa.

Pertikaian politik yang memecah persatuan bangsa, yang selalu mengelompokkan masyarakat menjadi kekuatan-kekuatan yang saling berkonfrontasi. Kebijakan-kebijakan pemerintah dan manuver politik partai-partai yang kerap mengundang keberatan-keberatan hati berbagai kelompok masyarakat, lalu akhirnya ricuh, saling membenci. Dinamika politik yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan negara.

Pernahkah terpikir bahwa bukan peluru musuh yang membunuh, melainkan masyarakat yang tidak bersatu yang menyebabkan kita sulit untuk menang pada masa perjuangan?

Kita juga sering mendengar konflik-konflik yang mengatas-namakan Suku. Bahkan dalam keseharian masyarakat pun sering terdengar kalimat-kalimat kasar seperti “Orang Jawa begini..”, “Orang Aceh begitu..”, “Orang Sunda mah begini, begitu..” dan lain sebagainya. Kepala suku angkat senjata, semua terlibat tawuran, perang suku.

Sering juga terjadi konflik atas dasar perbedaan Ras. Keturunan Tionghoa, keturunan India, masyarakat Papua yang berkulit hitam dan sebagainya; mereka sering mendapat ejekan-ejekan dari Sesama orang Indonesia.

Yang paling sensitif adalah pertikaian antar agama-agama. Pembakaran mesjid, penyerangan kepada umat muslim aliran tertentu, pelarangan rumah ibadah bagi umat nasrani, pemaksaan kehendak aturan agama, diskriminasi pekerjaan bagi umat agama tertentu, islamisasi VS kristenisasi dan sebagainya.

Divide et Impera adalah senjata utama musuh yang ampuh! Bangsa Indonesia adalah sasaran yang empuk.

Perekonomian negara sedang melemah. Banyak di antara masyarakat yang kesulitan membiayai kehidupan mereka, banyak juga yang masih menganggur. Banyak yang sudah makan tidak makan sementara kita menyuapi anak.

Banyak anak yang tidak mampu sekolah. Banyak sekolah yang tidak mampu memberikan pendidikan yang layak. Banyak anak yang orang tuanya tidak sempat memikirkan pendidikan anaknya karena mereka membutuhkan anaknya untuk bekerja. Banyak anak yang melamun sementara anak kita mengerjakan PR.

Banyak masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk berobat, banyak dari mereka yang tidak memiliki uang banyak. Seandainya berhasil mendapatkan pelayanan kesehatan, tidak jarang mereka akan juga harus bekerja keras mengganti biaya pengobatan.

Penyebaran Narkoba merajalela dan korupsi menjadi tradisi.

Pembaca yang budiman,

Selama masih banyak masyarakat yang kelaparan, lalu mati atau mencuri karena miskin, tidak punya kesempatan untuk berobat dan tidak mampu membayar untuk mendapatkan pendidikan.. apalah arti kemerdekaan?

Selama masih ada umat beragama yang dilarang beribadah, yang rumah ibadahnya dibakar di negara kita, yang dihina dan ditindas karena menyembah Tuhan yang berbeda walau hormat kepada bendera yang sama.. apalah arti kemerdekaan?

Selama masyarakat kita membunuhi masyarakat dengan Narkoba, seperti pengkhianat yang membunuhi para pejuang demi uang.. apalah arti kemerdekaan?

Selama politisi hanya mengejar kekuasaan di negeri kita, tidak bertanggung-jawab pada kehidupan kita, masyarakat Indonesia.. apalah arti kemerdekaan?

Apakah Anda percaya akan kemerdekaan? Bagaimana seseorang merasa merdeka sementara dirinya menindas orang lain? Bagaimana seseorang merasa merdeka sementara saudara setanah-air masih tertindas?

Baik. Lalu apa hubungan semua ini dengan musik..? mari kita lanjutkan..

Leave a comment